Perkembangan teknologi alat angkut yang semakin cepat membuat jarak antar negara seolah makin dekat karena waktu tempuh yang semakin singkat, sehingga mobilitas orang dan barang semakin cepat melebihi masa inkubasi penyakit menular. Kondisi tersebut berpengaruh terhadap risiko penularan penyakit secara global…
Perkembangan teknologi alat angkut yang semakin cepat membuat jarak antar negara seolah makin dekat karena waktu tempuh yang semakin singkat, sehingga mobilitas orang dan barang semakin cepat melebihi masa inkubasi penyakit menular. Kondisi tersebut berpengaruh terhadap risiko penularan penyakit secara global. Ancaman global yang kita hadapi yaitu New Emerging Infectious Diseases dari negara lain yang berpotensi masuk ke Indonesia antara lain Hanta Fever, Ebola, HFMD, SARS, Avian Influenza, Nipah Virus dan yang terbaru adalah Virus Sars Cov-2 yang menyebabkan penyakit Covid-19 yang telah ditetapkan sebagai Pandemi oleh WHO.Dalam upaya meningkatkan kewaspadaan terhadap masuk dan keluarnya penyakit menular potensial wabah ke Negara dan wilayah Indonesia maka sesuai dengan Undang- undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan dinyatakan bahwa setiap kapal yang datang dari Negara atau Daerah terjangkit berada dalam status karantina. Dalam pelaksanaan kegiatan pemeriksaaan terhadap alat angkut, orang dan barang, petugas melakukan pemeriksaan terhadap dokumen Kesehatan kapal meliputi Maritim Declaration of Health (MDH), Crew List disertai dengan list vaksinasi Covid-19, dan hasil pemeriksaan RT-PCR/Antigen. , buku kesehatan kapal, sertifikat P3K kapal, Sertifikat SSCC/SSCEC. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh petugas dan dinyatakan tidak terdapat factor risiko penularan penyakit, maka dalam kondisi pandemi ini diterbitkan Restricted Pratique.

Dalam menjalankan tugas pemeriksaan alat angkut baik kapal yang ebrasal dari Luar Negeri ataupun dalam negeri petugas menggunakan transportasi speed boat untuk menuju lokasi kapal berlabuh yaitu di Zona Karantina. Tentunya dengan perubahan cuaca yang tidak menentu yang menyebabkan adanya gelombang air laut yang terkadang naik, risiko kecelakaan speed boat, serta proses naik menuju kapal dengan menggunakan tangga ataupun gangway sangat berisiko terjadi kecelakaan akibat kerja salah satunya adalah terjatuh yang dapat menyebabkan petugas tenggelam pada saat petugas tidak dibekali dengan kemampuan berenang dan penyelamatan diri selama di laut. Dari fenomena ini maka dirasa perlu untuk melakukan peningkatan kompetensi petugas dalam kemampuan penyelamatan diri saat terjadi kondisi gawat darurat di laut. Oleh karena itu Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Balikpapan bekerjasama dengan Badan SAR Nasional Balikpapan melaksanakan kegiatan pelatihan Basic Sea Survival bagi petugas KKP Kelas II Balikpapan.

Kegiatan pelatihan Basic Sea Survival ini dilaksanakan pada tanggal 27 – 28 Mei 2022. Kegiatan ini dilaksanakan secara daring dan luring, dimana pada tanggal 27 Mei 2022 kegiatan diawali dengan pembukaan secara langsung oleh Kepala KKP Kelas II Balikpapan dr. M. Zainul Mukhorobin, MMRS dilanjutkan dengan penyampaian materi secara daring melalui Zoom meeting bagi peserta yang berada di wilayah kerja, dan secara tatap muka di aula pertemuan kantor Badan SAR Nasional Balikpapan. Materi yang disampaikan antara lain tentang Teknik penyelamatan di laut, dan Teknik bertahan hidup di laut. Materi disampaikan oleh trainer yang berasal dari Badan SAR Nasional Balikpapan.

Pada hari kedua pelaksanaan pelatihan seluruh peserta mempraktekkan teori yang telah didapatkan di hari pertama di pantai wisata Lamaru Balikpapan. Dalam pelaksanaanya peserta dibagi dalam 2 kelompok besar, secara bergantian peserta akan mempraktekkan Teknik penyelamatan di laut dan Teknik bertahan hidup di laut. Seluruh peserta Nampak sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Sebanyak 35 orang peserta yang berasal dari kantor Induk, Wilker Pelabuhan Laut Semayang, Wilker Pelabuhan Senipah, Wilker Pelabuhan kampung baru, wilker tanah Grogot dan wilker Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan mengikuti dan melaksankaan praktikum dengan tuntas.

Kegiatan ini ditutup dengan apel yang diikuti oleh seluruh peserta pelatihan Basic Sea Survival dan secara resmi ditutup oleh Kepala KKP Kelas II Balikpapan. Diharapkan dengan diselenggarakannya pelatihan Basic Sea Survival ini seluruh petugas mampu untuk melindungi dan menyelamatkan diri serta orang lain saat terjadi kondisi darurat di laut saat menjalankan tugas menjaga pintu masuk negara dan wilayah dari ancaman penyakit yang berpotensi menimbulkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMD).

No comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *